Konsep Negara Menurut Al Ghazali

16 01 2009

Drs. Rif’at Husnul Ma’afi, M.A

Pendahuluan

Sarjana Islam pertama yang menuangkan gagasan atau teori politiknya dalam suatu karya tulis adalah Syihabuddin Ahmad Ibnu Abi Rabi’, yang hidup di Baghdad semasa pemerintahan Mu’tasim, khalifah Abbasiyah ke delapan. Setelah itu menyusul pemikir-pemikir seperti al-Farabi, al-Mawardi, al-Ghazali, Ibnu Taimiyah dan Ibnu Khaldun yang hidup pada abad XIV masehi.[1] Mereka itu sebagai eksponen-eksponen yang mewakili pemikiran politik di dunia Islam pada zaman klasik dan zaman pertengahan.

Paling istimewa dari keenam pemikir di atas adalah al-Ghazali – pembaharu abad ke V-yang pernah mengeluarkan pemikiran politiknya dengan mengecam para ulama yang bersikap masa bodoh terhadap keadaan sehingga menimbulkan kedzaliman para penguasa. Lisan mereka telah terikat oleh ambisi-ambisi duniawi, sehingga mereka membisu dan jika mereka berkata, perkataan mereka tidak didukung oleh tingkah laku, sehingga dakwahnya tidak berhasil.[2] Inilah penggalan sekelumit pemikiran al-Ghazali, seorang teolog terkemuka, ahli hukum, pemikir yang orisinal, ahli tasawuf yang terkenal dan mendapatkan julukan Hujjah al-Islam, yang akan dipaparkan dalam makalah ini.

Dalam makalah yang sederhana ini akan dipaparkan sekilas beografi al-Ghazali dan pemikiran politiknya tentang: asal mula timbulnya negara, teori tentang pemimpin negara, sumber kekuasaan dan kewenangan Read the rest of this entry »